MA. DARUN NAJAH

JL. KH. Musthofa No. 5 Petahunan - Sumbersuko - Lumajang

.:: MOTTO ::.
MA. DARUN NAJAH - HEBAT DALAM BERAKSI, UNGGUL DALAM KREASI

Orang yang mengantarkan berangkat ke Pondok Pesantren, lebih baik pahalanya daripada mengantarkan berangkat Haji. (Abuya KH. Muhammad Nawawi Umar)

Sukses menggelar interview untuk santri baru tahun ajaran 2024/2025, Pondok Pesantren Darun Najah menjadwalkan awal masuk santri baru menjadi 2 gelombang. Tujuannya untuk memberikan opsi bagi santri baru yang belum bersedia masuk atau berhalangan hadir pada gelombang pertama bisa masuk pada gelombang kedua. Gelombang pertama pada hari Ahad 23 Juni 2024 dan gelombang kedua pada hari Rabu, 26 Juni 2024.

Santri Baru Gel. 1

Pagi ini matahari bersinar di balik awan mendung. Udara sejuk menyelimuti bumi Petahunan tepatnya di Pondok Pesantren Darun Najah. Seluruh santri yang hadir pada gelombang pertama hadir ke pondok dengan membawa bekal dan keperluan secukupnya.

Alur dan Teknis Awal Masuk Santri Baru

Setibanya di pondok pesantren, santri baru putra langsung sowan ke Ndalem Pengasuh bersama Walinya atau keluarganya yang laki-laki. Sementara keluarganya yang perempuan menunggu di ruang tunggu bersama wali santri baru yang lainnya.

Pengasuh memanggil santri baru satu persatu untuk membimbingnya melafadzkan niat menuntut ilmu. Beliau berpesan agar selalu Istiqomah mengaji, menaati peraturan dan berjamaah di pondok. Selain itu beliau juga berpesan kepada wali santri untuk senantiasa tirakat di rumah diantaranya :

  1. Membacakan al-Fatihah 3x atau 7x setiap selesai shalat fardhu atau 41x setiap malam
  2. Istiqomah shalat malam minimal 2 rakaat
  3. Senantiasa mendoakan anak
  4. Pasrah sepenuhnya pada pengasuh

Usai sowan, santri baru menuju ke pondok putra untuk membayar admnistrasi dan mengisi daftar hadir. Selanjutnya pembina kamar membantu membawakan bekal dan mengantar menuju kamarnya masing-masing.

Berbeda dengan santri baru putri, bersama Walinya yang perempuan memasuki gerbang utama Pondok putri dan membayar admnistrasi. Pembina kamar membantu membawakan bekal dan mengantar menuju kamarnya masing-masing. Kemudian mengarahkan santri baru bersama walinya untuk sowan ke Pengasuh lewat pintu belakang.  Sementara walinya yang laki-laki menuju Ndalem Pengasuh untuk sowan lewat pintu depan.

Tepat pukul 12.00 wib hujan mulai membasahi jejak kaki para santri dan wali santri yang hadir. Petugas pondok bergegas menghindari turunnya hujan. Sampai menjelang Sholat Ashar, awal masuk santri baru yang hadir gelombang pertama masih tercatat sebanyak 70 santri baru yakni 13 putra dan 57 putri. Santri baru yang sudah hadir berasal dari berbagai daerah di luar kota seperti Probolinggo, bahkan dari luar pulau Jawa seperti Sumatera dan Papua.

Serba-serbi Wali Santri Baru

Mayoritas mereka hadir bersama keluarga besarnya. Antusias keluarga demi mengantarkan putra-putrinya ke pondok menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka.

Ada sebagian orang yang ikut mengantarkan ke pondok meski bukan anaknya sendiri. Seperti warga Bedayu-Senduro yang mengaku ikut mengantarkan keponakannya yang mau mondok. Beliau adalah salah satu dari wali santri putri. Beliau merasakan adanya perbedaan teknis masuknya santri baru kali ini dengan pada saat beliau mengantarkan anaknya. “Sekarang lebih leluasa, karena orang tuanya boleh mengantarkan sampai ke kamar. Dulu saya mengantarkan anak saya hanya sampai gerbang depan saja, selebihnya petugas pondok  yang membawa semuanya sampai ke kamar. Saya merasa membuang anak saya di pinggir jalan,” ungkapnya sambil tersenyum saat bercerita pada waktu Pandemi Covid-19.

Sementara warga yang tinggal di Gang Wahab Lumajang mengaku baru pertama kali ini masuk ke Pondok Pesantren Darun Najah mengantarkan putrinya. Beliau mengatakan bahwa setelah melakukan survey dari sekian banyak Pondok Pesantren di Lumajang, putrinya lebih memilih Pondok Pesantren Darun Najah. “Awalnya saya ingin anak saya mondok di Pasuruan tapi karena jauh, keluarga lain minta di Lumajang saja. Setelah melihat beberapa pondok di sana sini, anak saya milih mondok di sini,” jelasnya.

Warga Perum Bitting, wali santri baru yang mutasi sekolah dari SMP Negeri di Lumajang, merasa lebih lega anaknya bersedia mondok. Karena di rumah sudah tidak mau mengaji di Musholla. “Bagi saya mending anak saya berada di pondok, karena seusia dia sudah tidak ada lagi yang mengaji di musholla. Jadi anak saya tidak mau mengaji karena tidak ada teman seusianya. Alhamdulillah dia bersedia berada di pondok,” ujarnya. Dan isak tangis ibunya mewarnai akhir pertemuan mereka siang itu.

Masih banyak lagi yang lainnya. Semoga ikhtiar wali santri mengantarkan anaknya ke pondok pesantren Darun Najah mendapatkan ridho dari Allah SWT. Dan tujuan mereka tiada lain hanyalah untuk memberikan pemahaman kepada anaknya tentang ilmu agama. Dan semoga santri baru bisa menyelesaikan pendidikannya di pondok serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya. Aamiin.